6 Alasan Kenapa Karyawan UMKM sering Resign atau Tidak Bertahan lama



6 Alasan Kenapa Karyawan UMKM Sering Resign



  • Gaji
Jelas karena gaji yang kecil, karena kebanyakan karyawan menerima pekerjaan di perusahaan skala kecil hanya untuk batu loncatan sampai menerima tawaran kerja dengan gaji yang lebih besar atau di perusahaan skala industri yang lebih menjanjikan. Para pekerja sebenarnya juga menyadari bahwa karirnya bekerja di bisnis UMKM tidak untuk selamanya atau jangka panjang




  • Kebijakan Perusahaan yang Abu Abu
Peraturan dan kebijakan perusahaan yang masih abu abu alias gak jelas. Berubah-ubah semaunya owner, Kontrak Kerja juga berubah-ubah bahkan bisa berubah dari akad awalnya.




  • SOP, Job Desc, Wewenang, Business Process, dan Intruksi Kerja, tidak Jelas dan tidak tegas
Karyawan jadi bingung, seperti terombang ambing. Sebenarnya kerjaan dia apa ? Owner masih suka menyuruh karyawan mengerjakan pekerjaan secara random, semau perintahnya. Mungkin karyawan tampak baik-baik saja. Namun lama-kelamaan mereka mulai keberatan dan akhirnya memutuskan resign.




  • Double Job
Masalah yang membuat banyak karyawan kesal karena harus mengerjakan pekerjaan dobel.
Contoh jobdesc nya marketing, tapi disuruh packing juga dengan gaji yang sama alias tidak ada tambahan. Biasanya si owner merasa karyawan banyak jam kosong sehingga dimanfaatkan untuk mengisinya dengan memberi pekerjaan lain yang penting 8 jam kerja tuntas. Lebih baik jelaskan di awal kepada karyawan jika nanti ada double job. Jangan ditengah-tengah secara tiba-tiba.




  • Waktu Kerja Amburadul
Ini merupakan dampak dari tidak adanya peraturan dan kebijakan yang menengahi antara karyawan dengan perusahaan. sehingga jam kerjapun jadi molor. Pada level UMKM, saat ada lembur kebanyakan tidak ada uang lembur kareka fokus ke penekanan cost. Jika urgent sesekali bolehlah. Namun jika setiap hari selalui melebihi jam kerja, maka karyawan lama-lama bisa tidak nyaman



  • Tidak adanya HR (Human Resource)
HR berfungsi untuk mengembangkan kompetensi karyawan seperti training berkala, memberikan buku-buku pembelajaran.
UMKM sering mengabaikan Lini HR.
padahal karyawan merupakan aset utama. Perlu diingat jika sebagian karyawan join di level UMKM adalah untuk berkembang dan belajar.









Belum ada Komentar

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel